Malam-Malam Melawan Ingatan
Sungguh, biarkan persimpangan jalan itu bersaksi
kepada senja yang mengubur hari-hari panjang nan sunyi
Aku berlari meninggalkan segala kepasarahan hati
yang membuatku menyerah kepada segala yang tak pasti
dan keputusasaan tercecer membayang-bayangi
Namun, seperti halnya luka tanpa penawar yang menganga,
rindu selalu tahu caranya menggoreskan sakit tak terhingga
Seperti halnya suara lonceng gereja di sudut sebuah kota,
rasa sesal selalu menciptakan dentingan yang menganiaya
Tak terhitung beban bergelayut di pelupuk mata
mengaburkan mana yang nyata, mana yang hanya ilusi semata
Hingga segala memoar lama hilir-mudik singgah pun menetap
dan malam-malam pun mendendangkan duka yang meratap
Sebab, tiada hal yang lebih berarti daripada untaian waktu
dan ketergantungan yang menjelma menjadi sebuah candu
Sampai pada akhirnya malam mengaduh pada kesia-siaan
yang seperti biasa, selalu gagal berperang melawan ingatan.
Purwokerto, 17 Oktober 2016
A, 20 tahun, patah hati.
Comments