Tahun Depan Mesti Lulus, Terus Saya Mesti Gimana?
![]() |
| source: koleksi pribadi |
Nggak kerasa dalam hitungan tidak lebih dari setahun saya terpaksa harus hengkang dari Kota Satria tempat saya mengalami asam-garam kehidupan (ciyelah). Sedih nggak? Lumayan.. Belum sedih-sedih amat sih soalnya perasaan sedih saya masih disimpen buat ngadepin dosen pembimbing yang php kelak. Jadi saya simpen dulu deh stok sedih saya.
Sebagaimana saya suka kepingin nangis kalau ngeliat temen-temen saya yang lebih senior lulus, saya juga kepingin nangis ngebayangin suatu hari harus angkat kaki dari segala kenyamanan dunia. Seperti misalnya tidur tanpa nyamuk, nggak ada macet, cuaca selalu adem, objek wisata alam banyak, dan kriminalitas yang rendah.
Tidur tanpa nyamuk itu surga guys!
Tiga tahun saya tinggal di Purwokerto, saya jarang digangguin nyamuk. Bahkan kadang kulit saya sampai sensitif banget kalau digigit nyamuk pas balik ke Jakarta. Di Purwokerto saya bisa tidur di ruang tamu tanpa ketemu nyamuk. Saya bisa buka jendela sampai pagi tanpa ada nyamuk yang masuk. Satu-satunya binatang yang ngebuat saya kesel setengah mati cuman kucing. Karena kebetulan kucing-kucing di kosan saya sedang mengalami baby-booming. Rasa-rasanya pengen saya genosida semua deh.
Sumpah saya nggak sanggup kalau harus balik ke kota dengan kemacetan yang alakazam!
Di Purwokerto saya bisa benerin resleting tas, belanja ke pasar, ganti ban motor, dan sarapan pagi dalam waktu 1 jam saja. Saking lowongnya jalanan di sini saya pernah niat mau selfie di tengah jalan HAHAHAH (untung nggak kesampean). Kadang-kadang saking bosennya saya, saya suka keliling kota naik motor dan nggak nyampe 1.5 jam saya sudah sampai di titik keberangkatan saya. Gelo! Yang lebih lucu lagi, kalau mau nonton bioskop saya akan datang 10 menit sebelum film tayang. Padahal jarak kosan ke bioskop lebih dari 8km. Kok bisa? Orang jalannya vvip hahahaha nggak deng saking sepinya! Tapi mulai tahun ajaran baru kemaren sih udah mulai ramai, banyak banget plat-plat luar kota yang mewarnai jalanan Purwokerto terutama B dan Z. Jadi sedih ngeliat Purwokerto ramai :(
Hemat listrik, hemat uang cuci!
Kadang saya suka kepanasan sih, tapi paling itu juga di kelas karena ruangannya yang pengap. Kalau di kosan saya nggak pernah pakai kipas angin. Pakai kipas angin kalau malam aja buat tidur. Siang-siang saya buka jendela dan pintu. Beda kalau saya balik ke Jakarta. Kadang saking nggak keringetannya, baju kuliah saya bisa dipake 2 sampai 3 kali. Makanya selain hemat listrik, dan mencegah bumi dari pemanasan global, cuaca adem di Pwt juga bikin saya hemat duit laundry hehe.
Kuliah atau wisata?
Purwokerto emang sepi. Mall aja baru ada satu dan jangan tanya saking awamnya orang-orang pada turun gunung buat pergi ke mall yang baru setengah jadi itu! Karena saya emang lahir dan besar di kota besar, saya nggak begitu senang pergi ke mall. Sebagai gantinya, saya selalu norak sama pemandangan alam. Di bulan-bulan pertama saya tinggal di Pwt, saya selalu norak sama sawah. Jangan heran yah bahkan di belakang kosan saya ada sawah luas buanget! Di Purwokerto juga ada banyak curug-curug, jadi jangan heran saya makin norak ngeliat curug yang airnya bweeeening buanggettt! Sampai-sampai di tahun pertama kuliah, akun instagram saya penuh sama foto jalan-jalan saya. Terus sekarang saya masih suka jalan-jalan nggak? Nggak lah capek hehehe. Lagian juga udah bosen.
Satu-satunya tindak kejahatan terkejam di Purwokerto ialah pencurian helm INK!
Hehehe pencurian helm merupakan salah satu tindak kejahatan paling menyeramkan sih di kampus Unsoed. Kenapa saya sebutin pencurian helm INK secara spesifik? Soalnya mayoritas orang Purwokerto hobi ngoleksi helm INK. Masih banyak merk-merk lain sih actually yang suka dicolongin. Makanya nggak heran kalau di kampus kalian bakal nemu orang yang helmnya dicoret-coret pake tipe-x biar nggak dicolong hahahaha. Sebenarnya masih ada tindak kejahatan lain yang sering terjadi di Purwokerto salah satunya maling motor. Cuman nggak separah di Jakarta kok guys. Jarang saya denger orang dibunuh di sini. Kadang saya bingung bapak polisi di sini ngapain aja ya kerjanya? hehe.
Dari sekian banyak kebahagiaan dunia yang udah saya dapetin selama tinggal di Purwokerto, saya nggak tau gimana caranya buat beradaptasi sama lingkungan baru saya nantinya! Selepas wisuda nantinya saya harus kembali ke tanah kelahiran (re: Jakarta), dan saya rasa saya nggak sanggup tinggal di kota yang hampir ambruk tersebut. Saya belum sanggup menghamba pada tuhan-tuhan kapital, dan menjadi sekrup-sekrup kapitalis. Ketenangan di Purwokerto tidak selamanya baik karena apa saja di kota tersebut stagnan. Progress lamban. Kalau sudah begitu, terus saya mesti gimana?????????????????????
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA


Comments