Merayakan Hari Sabar Sedunia

Dalam rangka merayakan Hari Sabar Sedunia, sesungguhnya saya ingin membuat pengakuan bahwasanya saya sudah hampir tidak mampu sabar......

Mengapa hampir? Sebab saya sedang berusaha mengais sisa-sisa kemampuan saya untuk tetap pantang menyerah menerjang ombak (apasih).

Setelah postingan soal rumah uya dan revolusi hati anggita menjelaskan betapa galaunya saya akhir-akhir ini, kini saya mau buat klarifikasi kalau saya sejujurnya masih terus galau, hehehehhe.

Mungkin saya emang orang terlebay sedunia kalau galau. Lebih drama daripada drama korea yang suka saya hujat-hujat. Lebih menggelikan daripada reality show katakan putus. Atau bahkan lebih membuat mata mendelik dibandingkan mbak-mbak yg kehilangan pacarnya di rumah uya. Yah pokoknya gitu lah.

Saya akan menjadi sangat ekspresif ketika saya jatuh cinta, bahkan pasangan saya bisa automuntah bacain pesan-pesan singkat yg saya kirimkan. Dan kalau udah galau, ya gustiiiiiiii pikiran saya akan mengontrol jumlah tenaga yg keluar dari badan saya. Nggak heran, gara-gara galau saya kadang suka sakit! Masya Allah!

Beberapa waktu ke belakang kebetulan saya sibuk LD(U)R alias Long Distance (Uncertain) Relationship..... Kenapa uncertain? Karena pasangan saya fluktuatifnya ngelebihin peregerakan saham! Kebayang dong tiap saat saya berhubungan rasa main saham, dagdigdug takut harganya jatoh. Tiap hari saya sibuk menguras otak dan hati. Mikir-mikir gimana caranya saya bisa mempertahankan perasaan sentimentil antara satu sama lain.

Saya tahu ini nggak sehat. Dalam arti lain, saya seharusnya sadar kalau menjalin hubungan normalnya menambah kebahagiaan lebih besar daripada ketakutan. Bukan berarti saya nggak bahagia Saya bahagia dengan segala dinamika; pengertian, kasih sayang, dan konflik-konflik yg ada. Hanya saja, makin hari saya merasa saya makin menjadi seorang yg konformis. Kalau mengacu pada paham-paham fungsionalis, saya cenderung menghindari konflik dengan cara mengalah untuk menjaga konformitas (zona nyaman). Pada akhirnya yah saya lebih sering memupuskan keinginan saya dan mengikuti pola yg diciptakan pasangan saya.

Kalau dipikir-pikir sebenarnya juga saya sudah mencederai ideologi yg sibuk saya koar-koarkan. Saya belajar soal gender, saya mengamini pemikiran feminis, saya sadar akan kesetaraan dan betapa memuakkannya kelas-kelas sosial, dan saya paham bahwa konsensus itu sangat esensial! Tetapi, mengapa segala wacana yg sudah saya pertahankan sekian abad menguap hanya karena perasaan sentimentil saya yg udah kadung luber-luber ini?

Betapa bahagianya saya ketika tahu saya telah bertemu orang yg membahagiakan sekaligus memerdekakan saya. Memerdekakan yg dimaksud ialah memberi kebebasan penuh atas apa yg hendak saya lakukan. Saya pun sebenarnya juga memerdekakannya, mengizinkannya melakukan apapun yg ia inginkan. Namun, lagi-lagi kadang saya merasa bahwa ide-ide soal kemerdekaan membelenggu diri saya sendiri. Sebab, otak monogamis saya suka merasa takut untuk diduakan, di saat yg bersamaan saya tidak ingin bertanya-tanya kepada yg bersangkutan karena takut mengundang kesalahpahaman. Kalau sudah begitu saya akan sakit kepala, dan ujung-ujungnya memutuskan untuk tidur biar lupa.

Gusti allah, begini amat sih perasaan.....

Hal-hal seperti itu idealnya memang tidak perlu dipertahankan, tapi yah gimana lagi, saya orangnya nggak enakan kadang-kadang. Nilai plus yg saya dapatkan sih saya jadi makin pengertian, lapang dada, dan yg terpenting... SABAR. Saya jadi punya kesadaran untuk tidak menciptakan relasi yg egosentris, saya makin realistis, dan......... kesabaran saya mengajarkan saya untuk lebih menghargai orang lain.

Bersyukurlah saya bahwa di balik segala dinamika yg sangat naik-turun macam lagu dangdut ini, saya masih bisa memenuhi kebutuhan afeksi saya secara sejahtera. Saya mungkin harus mulai menganggap kesabaran ini sebagai ujian menuju kedewasaan. 

Dan untuk merayakan Hari Sabar Sedunia, saya rasa penting untuk terus mempertahankan apa-apa yg sudah saya jalani, sembari terus menyemogakan agar apa yg saya perjuangkan berbuah manis... aselole... Kok saya jadi geli sendiri yah...

Comments

Popular Posts