Suka-Duka Tinggal Di Gorontalo dan Kisah-Kisah Lainnya

Berkat paksaan dari Paduka Yang Mulia Arkadius Idola Ha(la)wa, saya akhirnya memutuskan untuk merampungkan kumpulan cerita selama 46 hari tinggal di Gorontalo. Hari ini merupakan 4 bulan sejak saya bertolak ke tanah Jawa. Kepulangan saya mungkin menjadi akhir dari kesempatan saya untuk menghirup udara Gorontalo. Pada dasarnya, saya tidak pernah menyangka bahwa saya akan mendapatkan kesempatan untuk tinggal di sana, lebih-lebih mendapatkan kenangan yang cukup membahagiakan.

Sebelumnya perlu diketahui, saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program KKN Kebangsaan yang dilaksanakan di Gorontalo dari kampus tempat saya belajar. Saya dan ketiga teman lainnya bergabung dengan ratusan peserta KKN Kebangsaan lainnya untuk melakukan pengabdian masyarakat di desa-desa yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Saya kebetulan ditempatkan di sebuah desa di Kecamatan Bone yakni Desa Permata. Bone merupakan kecamatan paling jauh dan berbatasan langsung dengan Sulawesi Utara.



Bone sendiri merupakan satu dari beberapa kecamatan pesisir yang ada di Bone Bolango. Cuaca di sana cukup terik dan kering. Jadi nggak heran dong kalau oleh-oleh paling membekas di saya yah kulit saya yang menjadi lebih gosong dari sebelumnya. Tapi satu hal yang paling membuat saya senang selama tinggal di Bone: saya jadi tahu rasanya jadi anak laut!

Saya besar di ibukota, dan pergi kuliah di sebuah kota kecil di kaki gunung, jadi saya sebetulnya tidak familiar dengan laut. Di Jakarta ada banyak pantai, tapi tentu berpasir kotor, berair campur minyak, dan sampah-sampah lain yang berbau lebih tak sedap daripada bangkai setan sekalipun! Jadi selama di Bone, saya mulai sedikit-sedikit belajar menyentuh air laut. And fyi aja, di Bone Bolango pantainya bagus-bagus gengs, pasirnya putih, airnya jernih, dan jarang dikunjungi manusia! Saya rasa lebih banyak populasi kambing dan sapi yang vakansi di pantai dibandingkan manusia hahahaha!

saya dan arka di pantai dekat rumah

Pernah sewaktu-waktu saya dan beberapa teman saya menaiki perahu dayung di tengah laut. Alih-alih mendapatkan pengalaman eksotis nan menyenangkan, saya dan beberapa kawan justru malah dibuat komat-kamit solawatan sebab kapal oleeeng kapteeen!! Ehaa nda deng. Sebab angin yg kencang membawa perahu ke tengah laut, dan tiada satupun dari kami yang bisa dengan kuat mendayung kapal sampai pesisir. Waktu itu sih saya udah kebayang bakal ada discovery pulau baru,  ataupun tenggelam macam kapal titanic, eeeh ternyata kami berhasil balik lagi ke pantai sis, tentu saja dengan helaan napas panjang dan beribu-ribu syukur kepada tuhan yang maha esa hahahahaha.

Selain melatih adrenalin dengan naik perahu dayung tanpa pelampung, saya juga melatih kelenturan badan dengan berenang di tengah-tengah ombak. Emang dasar gagap laut kali yah, pertama kali ada ombak saya malah diem aja. Alhasil, bukannya berhasil menari-nari di tengah ombak, saya malah keseret-seret sampai bibir pantai, dan tentunya dengan badan yang sakit semua setelahnya! 

Sebenarnya banyak cerita-cerita lucu lain selama saya tinggal di salah satu desa pesisir di Kecamatan Bone ini. Di sana, saya banyak menemukan berbagai spesies binatang dengan kelakuan yang di luar nalar. Sepatu saya dan kawan-kawan pernah raib dimakan anjing. Sapi-sapi di sini bisa makan nasi, nasi saudara-saudaraa!!! Dan yang lebih lucunya lagi, saya pernah menemukan spesies kambing pemakan besi. Saya sampai heran itu kambing ususnya terbuat dari apa.


si kambing pemakan besi

Selain kompilasi cerita-cerita tolol yang nggak akan habis kalau saya beberkan semua, saya juga berhasil merangkum beberapa hal-hal unik yang saya rasakan selama saya tinggal di Gorontalo. Tentu saja, akan terasa aneh kalau situ-situ biasa tinggal dan menikmati kemapanan di pulau Jawa hahahaha. Di Gorontalo kalian bakal harus beradaptasi dengan cuaca ekstrem, kultur yang lamban, dan panggilan serta kata-kata baru yang nggak familiar digunakan sehari-hari!


"Di Sini Hanya Ada Dua Musim: Musim Panas dan Musim Panas Sekali."

Pertama kali saya menginjakkan kaki di bumi maleo ini, langit mendung dan hujan gerimis. Saya pikir lumayan menyenangkan lah cuaca yang sering hujan begini, soalnya nanti banyak proker yang mandek HAHAHAHAHAHA. Niat keji saya pupus di tengah hari, sebab pada akhirnya bumi maleo menunjukkan jati dirinya. Ibarat ibu tiri di dongeng putri salju, kekejian bumi maleo baru terasa ketika saya sudah hampir terlena. Di hari ketiga saya tinggal di Gorontalo, saya hampir pingsan karena panasnya yang luar biasa. Makanya, saya nggak bisa berhenti ketawa ketika salah satu kawan saya, yakni seorang pribumi Limboto (salah satu kota di Gorontalo), berkata kalau jatah matahari di Gorontalo seorang satu. Iya saudara-saudara, JATAH MATAHARI SEORANG SATU DI GORONTALO! Selain itu, orang-orang di sana hanya mengenal dua musim yang berbeda dari musim-musim yang ada di daerah Indonesia bagian barat. Pertama musim panas, kedua MUSIM PANAS SEKALI HAHAHAHAHA!


Saking Asiknya Tidur Siang, Adzan Ashar Sampai Telat Berkumandang!

Saya kadang heran, dengan cuaca sepanas itu, bagaimana banyak orang di Gorontalo bisa tidur siang. Selama minggu-minggu pertama tinggal di sana, saya tidak pernah bisa tidur siang. Setiap saat saya selalu berkeringat macam habis marathon 150km. Nggak heran di sini bisnis sauna kurang laku, soalnya tanpa gerak sedikitpun kita sudah banjir keringat! Ew, balik lagi ke mari, di sana rangorang hobi tidur siang, saudaraku. Jam-jam tidur siang mereka yakni selepas dzuhur dan sebelum ashar. Maka jangan heran di jam-jam segitu kalian bakal susah buat nemu warung makan, warung kelontong, bengkel, atau puskesmas yang buka LOL. Bahkan, saking asiknya tidur siang, terkadang masjid di desa saya sampai telat adzan ashar hahahahaha. 


Tawuran Naik Bentor, Pernah Coba?

Kalau kalian biasa naik ojek motor dan becak secara terpisah, maka di Gorontalo kalian bakal nemu salah satu inovasi kendaraan bermotor yang keamanannya perlu dipertanyakan: bentor! Anehnya, rangorang di sana bisa naik bentor sampai berpuluh-puluh kilometer. Sebenarnya, naik bentor itu asyik, sebab kita terlindung panas matahari dan bisa nikmati hawa panas kota yang sepoi-sepoi~~ Dan asyiknya lagi, naik bentor itu bisa keroyokan alias ramai-ramai macam orang mau tawuran. Saya dan kawan-kawan pernah naik bentor berenam termasuk om yang nyetir. Kira-kira total muatan bentor naas tersebut melebihi 150kg. Sambil tawa-tawa macam nggak ada dosa sebenarnya saya udah takut bakal mati di jalan. Yak, benar saja saudara-saudara, bentor yang kami tumpangi hampir kejengkang di pengkolan (baca: tikungan). Saya sempat melirik wajah si om yang punya bentor dari kaca yang ada di atas kepala saya, bliyo komat-kamit macam mau diambil nyawanya WKWKWK. Selepas kejadian itu kami sadar bahwa menzalimi bentor bukanlah tindakan yang dianjurkan baginda nabi Muhammad SAW. Maka dari itu kami langsung mohon ampun pada yang maha kuasa~~~

udah hampir kejengkang, sempet ae wefiee~~
in frame:
depan (arka), dari kiri (cicih, mey, saya), belakang (omnya), belakang lagi (usman)


"Om-Om, Emang Gua Om Lu?!"

Di Gorontalo rangorang biasa manggil sopir bentor, tukang jualan, atau apapun bakulannya itu dengan sebutan Om (bila laki-laki) dan Tante (bila perempuan). Karena saya banyak berinteraksi dengan abang-abang bentor dan bakulan, saya lebih sering manggil "Om" daripada "Tante". Sialnya, kebiasaan manggil abang-abang atau mas-mas dengan sebutan "Om" masih terus terbawa hingga kini. Padahal di Jawa agaknya terlalu wagu (baca: tidak pantas) untung manggil mas-mas dengan sebutan om-om hahahaha. Hingga suatu hari di pinggiran ibukota saya ditegur abang-abang angkot yang kesel saya panggil om. "Om-om emang gua om lu?!" Semenjak itu saya belajar untuk stop manggil om-om ke rangorang.


Mari Pesiar, Naik Kapaaal~~~

Setelah saya berhasil menyelesaikan program KKN Kebangsaan selama satu bulan lebih, saya dan kawan-kawan lainnya diajak vakansi oleh pegawai dinas lingkungan hidup Kab. Bone Bolango. Senang kali rupa awak saat itu! Setelah menghabiskan sebulan lebih mengerjakan proker, eh jalan-jalan ke desa lain sambil main di laut, saya rasa jalan-jalan sebelum kembali ke kampung halaman merupakan sarana perpisahan yang berkesan. Iseng-iseng saya tanya ke si bapak, yang menjadikan saya sebagai penanggung jawab kawan-kawan satu bis, kemana tujuan kami. Bliyo bilang dengan entengnya akan mengajak kami pesiar ke Lombongo. Tentu saya excited bukan main. Kapan lagi saya pesiar geratis. Seumur-umur saya cuman pernah naik kapal ferry yang bikin saya hampir tewas karena mabuque. Untuk mengklarifikasi kebenaran tersebut, saya terus menghujani bliyo dengan berbagai pertanyaan.

"Om Lombongo itu apa?"

"Lombongo itu tempat pemandian air panas."

Wah. Pikir saya tempat pemandian tersebut terletak di pulau lain yang pastinya lebih eksotis daripada yang ada di Hawaii!

"Jauh yah om sampai musti naik kapal?"

"Maksudnya?"

"Itu katanya mau pesiar?"

"Oh iya mbak, kitorang ingin pesiar naik kapal merk toyota!"

Siaul. Setelah saya kroscek ternyata pesiar itu artinya "jalan-jalan." Yang tadinya kesal karena saya terlalu banyak tanya, pada akhirnya si om malah ngakak sejadi-jadinya.


Itulah sedikit cerita mengenai suka-duka dan ketololan yang saya dapati selama saya KKN di Gorontalo. Hingga detik ini pun saya masih suka kangen dan ingin balik lagi ke sana sepanas apapun hawanya. Terlalu banyak cerita lucu yang saya dapatkan dan mungkin tidak akan saya ekspos mengenai hal-hal lain selama saya KKN seperti cinta-cinta lokasi, pertengkaran sesama kawan, pun dikelabui pembimbing sendiri hahahahaha! Yang jelas, selain berterimakasih pada penyelenggara program dan kampus saya, saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman satu posko (Arka, Sonya, Usman, Mey, Matto, Cicih) atas kontribusinya dalam memberikan anekdot dan cerita lucu, teman-teman karang taruna di desa saya, hewan-hewan yang kelakuannya di luar nalar, dan juga pria dari desa sebelah yang tidak hendak saya sebutkan namanya. Dan tentu saja buat saudara-saudara yang mau meluangkan waktunya secara sia-sia membaca tulisan saya. Salam Kebangsaan dan selamat berbahagia :p


bonus foto manusia seposko dan ibu-ibu pkk :p

Comments

Popular Posts