Kenapa Sih Nama Harus Panjang-Panjang?

source: slideshare


"Mbak, kenapa ya orang Jawa suka kasih bikin nama panjang-panjang ke anaknya?"

Pertanyaan di atas dilontarkan Akmal (bukan nama sebenarnya), salah satu kawan saya di Ternate, setelah sebelumnya menanyakan nama panjang saya.

Beberapa malam lalu, di sela-sela percakapan telepon, ia mengeluh pada saya betapa sulitnya mengingat nama akademisi ataupun cendekiawan Jawa. Selain karena namanya terlanjur njelimeti (re: rumit) bagi lidah timurnya, nama-nama orang Jawa biasanya panjang-panjang. Wong saya yang tinggal di Jawa aja kadang suka bingung untuk menghafal nama teman-teman saya waktu SMA, secara dulu saya bendahara kelas, merangkap tukang isi absen tiap pagi huahahaha. Ada salah satu teman saya yang namanya lebih dari 4 kata dan saya sampai sekarang nggak hafal susunan hurufnya! Gimana dia yang lidahnya nggak biasa hahahaha.

Selain nama-nama orang Jawa yang njelimetinya luar biasa, bagi Akmal, runner up nama-nama ternjelimeti dimiliki oleh rangorang Arab. Kebetulan akhir-akhir ini ia sedang mendalami kajian sejarah islam dan sulit baginya untuk mengingat di luar kepala nama-nama tokoh atau cendekiawan yang berkontribusi dalam perkembangan islam.

"Itu orang arab punya nama banyak bin bin bin bekeng kapala sakee eee!" 

Apakabar nama orang Jawa jaman sekarang yang makin kearab-araban dan panjang yah? Saya yakin itu Akmal punya mulut udah keseleo kali HAHAHAHAHAHA! Padahal di Jawa sekarang lagi ngetren namain anak dengan kombinasi kata bahasa Arab dan Jawa! (Coba baca artikel di laman Tirto soal ini hihi)

Kalau dipikir-pikir nama terlalu panjang memang dapat mempersulit orang lain sih. Kenapa ya rangorang senang memberi nama anak panjang-panjang, padahal kalau suatu saat anak itu jadi orang besar yang namanya ada di buku-buku sejarah, generasi selanjutnya akan kesulitan menghafal nama mereka di luar kepala. Saya jadi ingat dulu waktu SMA, saya gagal mencapai KKM (Kriteria Kentutasan Minimal) di ujian sejarah hanya karena saya tidak dapat menyebutkan nama-nama Raja Kerajaan Tarumanegara dari Jayasingawarman hingga Linggawarman huhuhuhu. Pantas saja itu raja nggak ada yang ngehitz sampai sekarang, namanya juga sulit dihafal hwahwa~~

Coba bayangkan kalau misalnya presiden pertama kita bernama Agus Wahidin Suroto Rahmatan Lil 'Alamin, pastilah nilai sejarah rakyat seindonesia raya selalu jeblok setiap saat! Untungnya nama presiden pertama kita sesederhana Soekarno. Mungkin kalau facebook sudah ada sejak tahun 1945, akun facebook bapak proklamator tercinta akan dinamai "Soekarno Doang" ataupun "Soekarno Ajjahh." Sebab saking pendeknya, bliyo ndak punya nama belakang :") 

Walaupun begitu, tetap saja masih banyak rangorang terkenal bernama kayak gerbong kereta, meski populasinya nggak banyak-banyak amat. Sekalipun namanya kepanjangan, pasti mereka familiar dipanggil dengan akronim kayak Susilo Bambang Yudhoyono yang pemes dengan panggilan "SBY."  Ataupun mbak Sri Rossa Roslaina Handayani yang beken dengan nama Rossa. Coba mbak Rossa teteup ngotot menggunakan nama yang sama seperti di KTPnya supaya terkenal, niscaya waktu kecil saya nggak bakal kesurupan lagu Nada-Nada Cinta~

Nama terlalu panjang pun sebenarnya juga mempersulit diri sendiri loh! Saya jadi ingat, waktu SMP saya punya teman dengan nama berjumlah 4 kata, 1 kata namanya memiliki sekitar 3-4 suku kata. Tak heran, sewaktu ujian nasional, ia membutuhkan waktu hampir 12 menit untuk melingkari namanya di LJK (Lembar Jawaban Komputer). Hanya namanya saja saudara-saudara! Padahal 12 menit bisa digunakan untuk mengerjakan setidaknya 3-4 soal! Selain mengalami kerugian waktu, teman saya yang nasibnya naas ini juga harus mengalami pegal-pegal di tangan dan lehernya. Kasian.. Kasian.. Kasian..

Cerita lain juga datang dari seorang kawan saya yang meskipun namanya hanya terdiri dari 3 kata, tetapi bersuku kata mulai 4-5! Saking panjang dan njelimeti namanya, sering kali ia harus berurusan dengan kesalahan nama dalam dokumen-dokumen penting. Setelah lulus SMA, ia setidaknya harus dua kali bolak-balik ke sekolah hanya karena tukang tulis nama di ijazah salah menuliskan namanya! Tentu saja si tersangka bukannya minta maaf, malah kembali mendakwa kawan saya tanpa merasa berdosahhh, "siapa suruh punya nama ribet dan panjang-panjang?"

Saya sendiri merupakan salah satu korban dari nama yang agak kepanjangan. Selain selalu pegal-pegal sehabis mengisi identitas di LJK, saya juga sering mengalami perubahan nama secara sewenang-wenang. Pernah suatu waktu saya harus mengurus surat kehilangan di kantor polisi, dilalah (re: kebetulan) si bapak polisi salah menuliskan nama belakang saya, dari yang aslinya Anggita Ayu Indari, berubah menjadi Anggita Ayu Indah. Duh gustiiii, terpaksa saya harus kembali lagi ke kantor Polsek dan membayar tip seikhlasnya kembali heuheu~

Memang benar pada akhirnya, terkadang nama terlalu panjang, bukannya membawa berkah, justru mengancam kemaslahatan umat. Dari mulai mengganggu kesehatan jari-jari tangan, hingga merugikan secara eknomi! Sudah tahu begitu, kenapa sih nama harus panjang-panjang? 

Comments

Popular Posts