Pelakor dan Sanksi Sosial yang Timpang

source: wajibbaca.com


Duh baru-baru ini laman media sosial saya ramai dengan kata-kata pelakor alias perebut laki orang. Semua itu berawal dari kelakuan salah satu public figure yang selingkuh dengan salah satu pengusaha tajir melintir tir tir. Mostly, segala komentar yang ada memojokkan si mbak sebagai pelakor yang hina-dina, amoral, dan perlu diazab. Saya heran, kok nggak ada sih yang menghakimi si laki. Padahal menurut saya, itu laki-laki sebagai suami sudah mencederai komitmen dan konsensus yang dibuat. Dan bagi saya itu lebih parah dari kelakuan si perempuan yang sepertinya tidak mencederai komitmen dengan individu manapun.

Sanksi sosial dalam suatu perselingkuhan memang selalu timpang. Makanya saya nggak heran kalau si mbak bakal diazab-azabin lebih banyak daripada si bapak pengusaha. Seorang perempuan yang lahir di tengah-tengah kultur patriarkal harus senantiasa mematuhi norma dan tata kelakuan yang misoginis. Semisal, perempuan harus manut ditempatkan diranah domestik, harus diam walau disakiti, atau lebih ekstrimnya lagi perempuan adalah sumber segala dosa dan mereka adalah penghuni neraka paling banyak. HEHE. Yah pokoknya begitulah! Seorang perempuan yang menjadi peselingkuh, walau ia tidak memiliki pasangan sekalipun, tetap akan dianggap hina dibandingkan laki-laki yang beristri dan berselingkuh dengan lima perempuan sekaligus. Lalu apakabar perempuan bersuami yang berselingkuh dengan pria beristri? Gusti Allah saya rasa darahnya halal buat diminum hahahahaha~

Pada dasarnya, seorang perempuan harus manut, biarkata lakinya selingkuh berkali-kali ia harus tetap diam, ikhlas, dan nerima. Perempuan nggak boleh menggoda laki-laki terlebih dulu, agresif katanya. Perempuan nggak boleh menyatakan perasaannya lebih dulu. Perempuan harus sadar tempat dan posisi, nggak bisa serampangan mencintai orang lain. Perempuan yah pokoknya harus serba pasiflah! Sedangkan laki-laki harus jantan. Sialnya, kejantanan terkadang diukur dengan jumlah perempuan yang pernah ditaklukan (entah dikencani atau ditiduri). Makanya nggak heran kenapa perempuan yang terlibat dalam perselingkuh pasti dicap pelakor dan diberi sumpah serapah. Lebih sialnya lagi kalau misal itu perempuan nggak tau kalau dia jadi selingkuhan. Apalagi kalau si perempuan kebetulan berjilbab la la la. Sudah jatuh tertimpa tangga lah pokoknya!

Hubungan monogami memang sangat rumit, pemirsahhh. Walaupun dalam hubungan poligami ada term selingkuh, tapi suatu perselingkuhan memang cenderung dikonotasikan pada pasangan-pasangan yang menjalani hubungan monogami. Pokoknya, selingkuh itu haram hukumnya dan sudah difatwakan oleh sejuta ulama cinta di dunia. Kalau semua orang udah kesurupan cinta saya rasa bentar lagi perselingkuhan dikenakan hukuman mati LOL. Kok jadi out of topic sih~~

Nih yah, yang jelas saya sangat sangat nggak terima kalau dalam kasus perselingkuhan, yang kena saksi sosial hanya perempuannya saja. Secara mereka menikmati itu bersama: sama-sama mencederai komitmen dengan orang lain, sama-sama menyakiti pihak-pihak tertentu, dan sama-sama juga melakukan dosa yang dinikmati. Udah tau begitu kenapasih saudara-saudara masih suka menghakimi kedua pelaku dengan porsi yang timpang? Beruntung yah memang jadi laki-laki di dunia!

Waktu saya masih terjebak di jaman kegelapan, saya pernah diselingkuhin, atau mungkin waktu itu saya pikir pasangan saya selingkuh. Saya setres berat dan sibuk mencaci-maki si perempuan yang saya bilang ganjen dan nggak berotak. Setelah saya banyak belajar, saya menyesal pernah mencaci maki perempuan itu dengan sangat misoginis. Padahal mah baik dia dan mantan pacar saya sama-sama menyukai, apa salahnya? Pun yang seharusnya banyak disalahkan itu yah mantan saya, sebab dia mencederai konsesnsus yang telah dibuat dengan berselingkuh. Tapi itu sudah bertahun-tahun berlalu dan saya banyak dapatkan pelajaran darinya~

Sadar nggak sadar pula, apapun hal yang tidak sesuai dengan standar norma yang berlaku dan dilakukan oleh perempuan pasti lebih sering disorot oleh publik. Saya jarang tuh ngeliat ada pria-pria peselingkuh dicaci-maki di hadapan publik, pun saya juga nggak pernah mendengar ada istilah khusus untuk pria yang menjalani perselingkuhan dengan perempuan yang sudah memiliki pasangan macam istilah pelakor. Jadi sebenarnya, hukum perempuan selalu benar itu cuman mitos, faktanya adalah laki-laki yang selalu benar, perempuan yang melulu salah. 

Mau sampai kapan sih kita berputar-putar pada narasi pelakor yang selalu ketimpa sanksi lebih besar daripada lelaki itu sendiri? Hati-hati aja suatu saat perempuan-perempuan yang dihardik sebagai pelakor mulai memperjuangkan harga dirinya, sebab pelakor bersatu tak dapat dikalahkan! Camkan itu saudara-saudara~

Comments

kadynjacqueline said…
How does casino gamble? | Dr.MCD
Casino gambling is 양산 출장마사지 the process 화성 출장안마 of placing 당진 출장샵 bets on the outcome of sports and other events. The 제주 출장마사지 gambler, or 포항 출장마사지 even the player, bets a selection of

Popular Posts