Sepenggal Perjalanan Akhir Pekan ke Pantai Karang Agung
Kebumen memang terkenal akan pantai-pantai eksotisnya yang masih jarang dijamah oleh publik. Letaknya yang sulit dijangkau yakni di balik perbukitan terjal dan berkelok-kelok membuat banyak orang lebih suka untuk mengunjungi pantai-pantai yang sudah memiliki akses jalan yang baik seperti Pantai Ayah, Pantai Suwuk, Pantai Pecaron, Pantai Karang Bolong, maupun Pantai Menganti. Oleh karena itu, saya dan teman saya memutuskan untuk mengeksplorasi salah satu pantai eksotis di daerah Kebumen yang masih jarang dikunjungi orang yakni Pantai Karang Agung.
Untuk
menuju ke sana, kami menggunakan sepeda motor dari Purwokerto dengan waktu
tempuh tidak lebih dari dua jam. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk
berangkat sekitar pukul 9 pagi. Berbekal informasi ala kadarnya yang kami dapat
dari teman maupun dengan mencarinya
sendiri di google, kami
memberanikan diri untuk pergi ke Pantai Karang Agung berdua. Sesungguhnya kami
tidak pernah benar-benar tahu sebelumnya bahwa perjalanan tersebut merupakan
salah satu pengalaman tak terlupakan sepanjang hidup kami.
Letak
Pantai Karang Agung tidak jauh dari Pantai Ayah. Walaupun di dalam peta
tergambar bahwa Pantai ini masih sejajar dan dekat dengan Pantai Ayah, sebenarnya kami harus melewati jalan yang
terjal dan berkelok-kelok agar dapat sampai ke kawasan tersebut. Perbukitan hijau terhampar di sepanjang
kanan-kiri jalan bak sebuah potret keindahan alam yang ditampilkan di film-film
layar lebar. Hawa sejuk khas perbukitan berbaur dengan sepoi-sepoi angin laut
cukup melengkapi siang hari yang agak sedikit terik oleh sinar matahari khas
musim kemarau.
Setelah
menghabiskan kurang lebih 20 menit menyusuri perbukitan, wisatawan akan
menjumpai sebuah spanduk besar bertuliskan “Pantai Karang Agung” yang diikat di
antara dua dahan pohon. Kami memutuskan untuk berhenti dan memarkirkan motor di
tempat yang telah disediakan. Namun, kami sempat heran hingga bertanya pada warga
sekitar apakah letak Pantai Karang Agung masih jauh atau tidak. Ternyata kami
masih harus menyusuri jalan setapak menyusuri hutan di perbukitan yang rindang agar
dapat sampai ke Pantai Karang Agung.
Ternyata
untuk mencapai Pantai Karang Agung diperlukan kesiapan fisik dan perlengkapan
yang mumpuni. Saya dan teman saya yang hanya mengenakan sandal jepit dan
membawa air minum seadanya harus tergopoh-gopoh untuk sampai ke pantai
tersebut. Walau pemandangan di sekitar perbukitan tersebut terlampau indah
untuk dilewatkan, tetap saja harus ada harga yang dibayar untuk itu. Tak
mengherankan apabila pantai ini masih sangat sepi dari kunjungan wisatawan.
30
menit berjalan dan mendaki dengan napas tersengal-sengal hingga samar-samar
kami dapat melihat hamparan laut biru yang membentang luas. Sekonyong-konyong
rasa lelah kami menguap begitu saja melihat lautan biru yang bersanding dengan
langit yang bersih. Kegembiraan kami bertambah pasca melihat gugusan batu
karang yang bersandang kokoh mempercantik keindahan pantai yang sudah ada. Tak
ayal apabila pada akhirnya kami betah berlama-lama di sana menghabiskan sore
berangin yang agak sedikit sendu sembari meminum es kelapa yang dijajakan
pemilik warung di pesisir pantai tersebut.
Sungguh, Pantai Karang Agung memberikan perjalanan akhir pekan yang berkesan. Sepenggal
perjalanan penuh tenaga dan pengalaman baru yang menorehkan tidak hanya sekedar
pengusir penat, namun juga kenangan tak terlupakan. Saya jadi teringat ucapan
teman saya kala itu di tengah-tengah kelelahan kami saat menyusuri jalan pulang
menuju tempat parkir sepeda motor, “Akhir
pekan terlalu singkat untuk sekedar dihabiskan di rumah. Pergi dan jelajahi
tempat-tempat baru. Kumpulkan pengalaman sebanyak yang kau mau.”
Comments