Perkara Tepar dan Harus Klaim Mega Insurance





Sudah 9 bulan saya kerja di selatan Kota Jakarta, dan sudah tak terhitung berapa kali saya sakit selama kerja. Dari mulai masuk angin biasa, batuk, pilek, gejala tipes, hingga yang paling parah infeksi saluran pencernaan. Penyebabnya kenapa? Ya karena makan sembarangan lah yaaa~~


Kenapa Saya Bisa Tepar?


Karena saya lebih sering berangkat pagi dan pulang malam, jajan dan makan makanan pinggir jalan udah jadi kebiasaan sehari-hari waktu kerja. Saya juga sering skip makan pagi dan ngerapelnya dengan makan siang, ala-ala brunch gitu lah hahahahahaha. Padahal sehari-hari saya berangkat kerja naik motor, minimal 1 jam perjalanan, dan tentunya kebiasaan begitu nggak sehat.

Ditambah lagi kondisi kantor saya nggak bersahabat. Suhu udara di ruangan saya dingin luar biasa karena kebetulan kantor saya bekas studio yang ACnya AC sentral super dingiiiiiiiiin. Masuk angin dan batuk pilek udah jadi kawan sehari-hari.

Alhasil, pernah pada sewaktu-waktu saya tepar. Demam nggak kelar-kelar. Mumet banget nggak sih kepala? Cek dokter, disuruh tes darah, gejala tipes dong. Lumayan duit hampir 300rb melayang. Untuk pegawai yang gajinya pas-pasan kayak saya, 300rb lumayan yah T_T 

Sebenarnya ada sih asuransi dari kantor, tapi kebetulan dapatnya Asuransi Mega Kesehatan. Pernah baca-baca di internet kalau klaim Mega Insurance susah, jadi waktu itu saya urung klaim asuransi kantor dan milih bayar sendiri.

Waktu itu juga pernah telepon salah satu klinik yang jadi rujukannya. Di website resmi asuransinya, jelas-jelas tertera kalau Klinik X itu salah satu rujukannya, tapi ketika ditelpon orang kliniknya malah bilang “apa itu asuransi Mega?” LAWAK NGGAK SIH???

Awal-Mula Klaim Mega Insurance


Nah semenjak saya tepar dan hampir tewas, saya mulai menjaga pola makan dan istirahat. Di bulan pertama sih hidup mulai teratur. Tapi setelahnya yah kembali awut-awutan HAHAHA. Makan sembarangan, kurang tidur, main melulu, mebuat tubuh saya kurang istirahat. Akhirnya jengjengjeng, saya kembali tepar.

Kali ini saya demam, radang, batuk, pilek, pusing, campur-campur. Saya ijin nggak masuk kerja. Setelahnya saya dopingin badan pakai imboost force, saya pikir itu bakal nambah stamina saya. Seminggu setelahnya, saya pulang kampung. Sempat demam tapi minumin paracetamol. Di minggu kedua setelah balik ke Jakarta, saya tepar lagi.

Kali ini masuk angin, yang saya kira awalnya, jadi makin kronis. Setelah pans nggak kelar-kelar saya akhirnya ke rumah sakit. Saya pikir ya udah lah, pasti ada jalannya, walau di akhir bulan keuangan udah carut-marut.

Saya ke RS Resti Mulya yang kebetulan searah sama jalan pulang kantor dengan setengah sadar, daftar pakai jaminan asuransi dari Mega Insurance, dan nunggu dipanggil. Sambil sedikit doa supaya klaim gampang diprosesnya.

Demam saya waktu itu udah sampai 39 derajat. Agak panik dong saya. Setelah pemeriksaan dan cek lab, ternyata saya kena infeksi, infeksi saluran pencernaan dan kayaknya sih sama demam dan batuk pilek juga.

Setelah segalanya selesai saya dipanggil ke kasir buat bayar. Ternyata klaim Mega Insurance nggak serumit yang saya kira. Saya cuman dipanggil, disuruh tanda tangan, dan voila! Untuk kasus saya ini kebetulan yang ditanggung 95% dan saya harus bayar 33rb. Lumayan banget lah untuk saya, akhirnya nggak harus ngeluarin uang banyak buat berobat.

klaim mega insurance untuk pemriksaan di RSIA Resti Mulya
Tagihan Rumah Sakit dan Klaim Mega Insurance


Nah, setelah itu saya juga dengar banyak cerita teman-teman kantor yang suka klaim Mega Insurance. Kata mereka nggak susah-susah amat. Bahkan ada teman saya yang operasinya dicover 90% sekitar 26jt, dan operasi kakinya dicover 100% sekitar 1jtan. Lumayan banget nggak sih? Saya jadi kepikiran pengen klaim terus biar untung, tapi amit-amit deh kalau harus sakit parah :””)

Itu lah pengalaman saya klaim asuransi mega dari kantor, penasaran untuk klaim asuransi AXA, Astra Life, Jasindo, Sinarmas, dan lainnya, susah atau nggak yah?


Comments

Popular Posts