Membiarkan Orang Kumpul Kebo Itu Dosa Besar Tapi Tidak Dengan Korupsi

kumpul kebo
Image by StockSnap from Pixabay

Sayangnya, kemajuan tekonologi banyak diadopsi rangorang tanpa ada kemajuan pola pikir. Seperti misalnya manusia di keluarga saya.

Singkat cerita, tetangga saya (seorang perempuan) melakukan kumpul kebo secara terang-terangan. Ia kebetulan tinggal bersama suami dan kekasihnya. Sudah pasti hubungan poliandri yang dilakukan perempuan itu dengan kedua pasangannya didasari oleh konsensus. Tanpa konsensus pasti sudah ada perang dunia jilid III. Dan saya sungguh tidak mempermasalahkan itu.

Hubungan poliandri memang masih menjadi hal yang tabu di tempat yang selalu mengagung-agungkan poligami. Laki-laki memiliki privilise untuk memiliki lebih dari satu pasangan dengan alasan mereka tidak mengandung.

SERIOUSLY, NORMALITAS HANYA SEBATAS PROKREASI SAJA????

Bagi saya, masih ada banyak bentuk dosa yang merugikan dibandingkan kumpul kebo atau perzinahan, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh tanggung jawab, kedewasaan dan yang terpenting tidak mengganggu saya. Toh, mereka senang-senang tanpa bikin ribut keluarga saya, nggak merugikan tetangga.

Saya kadang penasaran, siapa sih yang bikin konsep begitu karena pada akhirnya selalu perempuan yang dianggap hina, laki-lakinya mah dimaklumi! Ujung-ujungnya selalu perempuan bikin dosa. 

Ibu saya, seorang konservatif yang keras, sangat mengecam perilaku zinah yang dilakukan pasangan tersebut. Alasannya: kata pak Ustad (yang ia tonton di youtube), ketika kita membiarkan orang berzinah, maka 40 rumah di sekitarnya akan terkena dampaknya. Lebih jauhnya lagi, amal ibadah tetangganya tidak akan diterima oleh Allah, dan akan terkena azab yang dahsyat. Subhanallah!

Ibu saya mengusulkan agar pasangan tersebut diarak keliling komplek dan diusir dari rumahnya. Saya ngebatin, rumah-rumah dia kan, lagipula memangnya Allah sejahat itu kah menimpakan azab atas dosa yang tidak kita lakukan? Setega itukah Allah tidak mau menerima semua amal ibadah yang umatnya lakukan hanya karena mereka diam saja ketika ada orang berbuat dosa?

Terus, kalau misalnya memang setiap umat yang membiarkan orang berlaku dosa itu berdosa, berapa banyak dosa saya yang membiarkan kawan-kawan sekolah dulu menggunakan kunci jawaban ketika ujian, ataupun seberapa besar akumulasi dosa rakyat indonesia membiarkan pejabat-pejabatnya korupsi? Terlalu banyak dosa yang dilakukan umat manusia di muka bumi, dan terlalu banyak pula ibadahnya yang tidak diterima, gitu?

Beberapa menit setelah saya lelah berdebat dengan ibu saya. Saya memutuskan untuk keluar cari angin. Sebab saya muak sekali. Lalu ia meneriaki saya untuk pulang sebelum maghrib, karena saya harus solat maghrib. Wajib. Dengan entengnya saya hanya menimpali.

"Buat apa solat, kan amal ibadah kita nggak akan diterima tuhan. Ada yang berzinah sih di sebelah rumah."

Hahahaha.

Comments

Popular Posts